KOTA PALANGKA RAYA

Karnaval FBIM 2025 Tampilkan Pesona Budaya Dayak di Jantung Kota Cantik

PALANGKA RAYA SEMAKIN KEREN – Ribuan pasang mata tertuju ke jalan protokol Kota Palangka Raya saat iring-iringan Karnaval Budaya Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2025 memulai langkahnya dari Bundaran Besar, Minggu pagi (18/5/2025). Warna-warni pakaian adat, semarak musik etnik, hingga mobil hias yang megah menjadi suguhan visual luar biasa di tengah atmosfer budaya yang kental.

Pawai budaya ini menjadi salah satu agenda paling ditunggu dalam rangkaian FBIM yang digelar setiap tahun untuk memperingati Hari Jadi Provinsi Kalimantan Tengah. Tahun ini, atmosfer semakin istimewa karena FBIM kembali menorehkan prestasi nasional dengan masuk dalam daftar 110 Karisma Event Nusantara (KEN) 2025 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

“FBIM adalah maskot budaya Kalimantan Tengah yang tidak hanya mengangkat kearifan lokal, tapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata daerah,” ujar Gauri Vidya Dhaneswara, Pamong Budaya Ahli Muda dari Disbudpar Kalteng.

Sepanjang jalur karnaval, masyarakat Palangka Raya tumpah ruah menyaksikan parade para peserta yang mengenakan busana adat khas Dayak lengkap dengan ornamen ukiran dan aksesori tradisional. Tak sedikit pula yang mengabadikan momen tersebut sebagai bagian dari kebanggaan terhadap identitas budaya daerah.

Tak hanya sekadar pertunjukan, karnaval ini juga menjadi ruang ekspresi budaya dan promosi pariwisata yang efektif. Melalui berbagai atraksi budaya, tari tradisional, hingga pertunjukan olahraga rakyat dan kuliner khas daerah, FBIM memancarkan magnet budaya Kalimantan Tengah yang autentik dan menarik wisatawan.

“Harapannya, momen ini bisa meningkatkan daya saing dan popularitas Kalimantan Tengah sebagai destinasi wisata budaya unggulan di Indonesia,” tambah Gauri.

Dengan keberhasilan penyelenggaraan FBIM yang konsisten dan semakin matang dari tahun ke tahun, Palangka Raya semakin menegaskan posisinya sebagai etalase budaya Dayak yang hidup, semarak, dan terbuka untuk dunia.

“Ini bukan sekadar festival, tapi gerakan kolektif untuk menjaga warisan budaya, memperkuat kebanggaan lokal, dan menghidupkan ekonomi kreatif masyarakat,” tutupnya.

Tampilkan lebih banyak

Berita Terkait

Back to top button