
PALANGKA RAYA SEMAKIN KEREN, Palangka Raya – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palangka Raya, Alman P. Pakpahan menegaskan komitmen kuatnya dalam memperkuat Program Kampung Iklim (Proklim) di Kota Palangka Raya. Program ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi dampak perubahan iklim sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan yang berbasis lingkungan.
Sebagai wujud komitmen tersebut, DLH Kota Palangka Raya mengikutsertakan tiga kampung iklim yaitu Kelurahan Kalampangan, Kereng Bangkirai, dan RW 13/RT 01 Kelurahan Menteng dalam kegiatan kaji banding ke Kabupaten Buleleng, Bali, yang dilaksanakan pada Januari lalu. Kaji banding ini bertujuan untuk mempelajari praktik-praktik terbaik dalam pengelolaan Proklim yang telah diterapkan selama lebih dari satu dekade di Kabupaten Buleleng.
Menurut Alman, Kabupaten Buleleng telah berhasil mengelola 44 lokasi Proklim yang tersebar di berbagai desa, dengan satu di antaranya berhasil meraih penghargaan Proklim Lestari. Selain itu, lima desa memperoleh trofi Proklim Utama dan 18 desa lainnya mendapatkan Sertifikat Proklim Utama. Prestasi ini menjadi inspirasi besar bagi DLH Kota Palangka Raya dalam mengembangkan dan memperkuat Proklim di wilayahnya.
“Kita melihat bagaimana Kabupaten Buleleng mampu mengelola Proklim dengan mengedepankan pendekatan berbasis masyarakat dan penerapan prinsip-prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Hal ini sangat relevan bagi Palangka Raya yang juga menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah dan perubahan iklim,” ujar Alman, Kamis (6/2/2025).
Selama kegiatan kaji banding tersebut, para peserta dari Kota Palangka Raya juga mengadakan diskusi langsung dengan pengelola Proklim di Buleleng, khususnya di Desa Baktiseraga yang telah menjadi contoh dalam penerapan Proklim dengan pendekatan partisipatif. Dalam diskusi itu, berbagai strategi inovatif dalam mengelola lingkungan dan mengedukasi masyarakat juga dibahas.
Alman menambahkan, kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk mengadopsi teknik pengelolaan Proklim dari daerah lain, tetapi juga untuk menyesuaikannya dengan kondisi lokal di Palangka Raya. Upaya ini sejalan dengan tujuan utama Proklim dalam meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap perubahan iklim dan mendorong mereka untuk melakukan aksi nyata berupa adaptasi dan mitigasi.
“Kita berharap Proklim di Palangka Raya dapat terus berkembang dan menjadi program yang berdampak nyata bagi masyarakat. Dengan mengedepankan kolaborasi dan pemberdayaan, kita yakin bisa mewujudkan lingkungan yang lebih lestari dan masyarakat yang lebih tangguh menghadapi perubahan iklim,” tutup Alman.