DISPARBUDPORA PALANGKA RAYA

PALANGKA RAYA LUNCURKAN KONSEP REVOLUSIONER “HEART-BASED TOURISM” UNTUK TRANSFORMASI INDUSTRI PARIWISATA BERKELANJUTAN

Palangka Raya Semakin KEREN – Pemerintah Kota Palangka Raya secara resmi memperkenalkan paradigma baru dalam pengembangan sektor pariwisata melalui pendekatan “Heart-Based Tourism” atau Wisata Berbasis Hati, sebuah inovasi yang menempatkan kesejahteraan emosional wisatawan dan pemberdayaan komunitas lokal sebagai prioritas utama.(Kamis,21/8/25)

Paradigma Baru: Dari Destinasi Menuju Transformasi

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kota Palangka Raya, Iin Hendrayati Idris, S.Sos., M.M., menjelaskan bahwa konsep ini merupakan respons terhadap perubahan perilaku wisatawan pasca-pandemi, khususnya generasi milenial dan Z yang mengutamakan pengalaman bermakna dibanding sekadar konsumsi visual.

“Heart-Based Tourism bukan tentang menjual keindahan fisik semata, melainkan menciptakan koneksi emosional yang mendalam antara wisatawan dengan budaya, alam, dan masyarakat lokal Kalimantan Tengah,” ungkap Iin Hendrayati dalam konferensi pers di Kantor Dinas Pariwisata.

Fondasi Ilmiah: Eudaimonic Well-being

Konsep ini didasarkan pada penelitian dalam Journal of Sustainable Tourism yang menunjukkan bahwa Community-Based Tourism secara signifikan meningkatkan kepuasan wisatawan melalui pelepasan oksitosin dan hormon kebahagiaan ketika wisatawan merasakan keterlibatan autentik dengan komunitas.

Pendekatan “eudaimonic well-being” yang diterapkan fokus pada penciptaan kebahagiaan jangka panjang melalui pengalaman yang bermakna, berbeda dengan hedonisme yang hanya memberikan kepuasan sesaat.

 Model Implementasi “Living as Local”

Ibu Fatma, pengelola homestay pionir di kawasan urban Palangka Raya, telah menjadi contoh sukses penerapan konsep ini melalui program “Hidup Sehari sebagai Warga Lokal”:

– Aktivitas Autentik: Wisatawan diajak mengunjungi pasar tradisional, memilih bahan makanan, dan memasak bersama keluarga host
– Pembelajaran Budaya: Pengalaman langsung menenun tikar rotan dan bermain tradisional di tepi sungai
– Koneksi Emosional: Interaksi mendalam dengan keluarga lokal yang menciptakan memori berkesan

“Respons wisatawan luar biasa positif. Mereka tidak hanya mendapat penginapan, tetapi keluarga baru dan pemahaman mendalam tentang kehidupan masyarakat Dayak,” cerita Fatma.

Strategi Komprehensif Pengembangan

1. Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Komunitas

– Pelatihan soft skills untuk pelaku wisata lokal
– Pengembangan produk wisata autentik berbasis tradisi
– Penguatan kapasitas manajemen usaha pariwisata

2. Infrastruktur Pendukung Emosional

– Pengembangan ruang interaksi komunitas
– Fasilitas pembelajaran budaya interaktif
– Program pertukaran budaya berkelanjutan

3. Branding dan Pemasaran Holistik

– Kampanye “Feel Kalimantan, Touch Your Soul”
– Storytelling berbasis pengalaman transformatif
– Platform digital untuk sharing pengalaman autentik

Aspek Ekonomi:

– Peningkatan kunjungan wisatawan nusantara mencapai 604.913 orang sepanjang 2024
– Diversifikasi sumber pendapatan masyarakat lokal
– Multiplier effect pada sektor UMKM dan ekonomi kreatif

Aspek Sosial-Budaya:

– Pelestarian tradisi dan kearifan lokal Dayak
– Penguatan identitas budaya masyarakat
– Peningkatan rasa bangga terhadap warisan leluhur

Aspek Lingkungan:

– Konservasi alam melalui kesadaran wisatawan
– Pengembangan eco-friendly tourism practices
– Perlindungan ekosistem sungai dan hutan tropis

Cecilia Kristina Myria, SP., M.M., Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata DISPARBUDPORA, menekankan pentingnya koneksi emosional dalam era digital:

“Generasi masa kini mencari lebih dari sekadar foto Instagram. Mereka ingin pengalaman yang mengubah perspektif hidup, pembelajaran langsung dari komunitas lokal, bahkan kesempatan berkontribusi positif pada lingkungan yang dikunjungi.”

Fase I (2025):

– Sertifikasi 50 homestay dengan standar Heart-Based Tourism
– Pelatihan 200 guide lokal dengan pendekatan empati dan storytelling
– Pengembangan 10 paket wisata imersi budaya

Fase II (2026):

– Ekspansi ke seluruh kecamatan di Palangka Raya
– Kemitraan dengan universitas untuk riset dampak sosial
– Festival tahunan “Heart of Borneo Cultural Exchange”

Fase III (2027):

– Replikasi model ke kota-kota lain di Kalimantan Tengah
– Sertifikasi internasional sustainable tourism
– Platform digital terintegrasi untuk booking dan feedback

Pemerintah Kota Palangka Raya mengundang seluruh stakeholder – akademisi, pelaku industri, komunitas, dan masyarakat – untuk berpartisipasi dalam transformasi ini. Heart-Based Tourism bukan hanya konsep pariwisata, melainkan gerakan untuk menciptakan dunia yang lebih terhubung dan bermakna..

Tampilkan lebih banyak

Berita Terkait

Back to top button