
PALANGKA RAYA SEMAKIN KEREN – Balai Taman Nasional (TN) Sebangau menggelar Forum Konsultasi Publik terkait Standar Pelayanan Publik, Rabu (28/5/2025), sebagai bagian dari upaya memperkuat keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi. Forum ini mempertemukan berbagai unsur pemangku kepentingan, mulai dari pelaku usaha, akademisi, media, hingga perwakilan mahasiswa, dalam sebuah dialog terbuka di Kantor Balai TN Sebangau, Palangka Raya.
Kepala Subbagian Tata Usaha Balai TN Sebangau, Nikmat Hakim Pasaribu, menuturkan bahwa forum ini merupakan bagian dari transformasi pelayanan publik pasca perubahan struktur organisasi Balai TN Sebangau yang kini berada langsung di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Forum ini menjadi momentum penting dalam menyosialisasikan prosedur perizinan secara transparan, terutama dalam pemanfaatan kawasan konservasi untuk kegiatan ekowisata, penelitian, hingga pemberdayaan masyarakat sekitar. Kami ingin membangun pemahaman yang utuh sekaligus menciptakan kolaborasi yang solid,” ungkap Nikmat.
Dalam sesi diskusi, peserta forum menyoroti perlunya penyederhanaan informasi layanan dan peningkatan literasi masyarakat terkait pentingnya menjaga kawasan konservasi. Salah satu masukan datang dari Gordon Tobing, perwakilan RRI Palangka Raya, yang menekankan peran media sebagai jembatan komunikasi antara pengelola kawasan dan masyarakat luas.
“Media punya posisi strategis untuk mendiseminasikan informasi. RRI siap menjadi mitra publikasi melalui siaran berita, program edukatif, hingga kanal daring agar masyarakat lebih memahami perizinan dan pentingnya konservasi,” ujarnya.
Kegiatan ini juga mempertegas komitmen Balai TN Sebangau dalam meningkatkan akuntabilitas serta transparansi layanan publik, dengan mengedepankan prinsip inklusivitas dan keberlanjutan dalam setiap kebijakan pelayanan. Standar operasional yang dikembangkan akan menjadi rujukan utama dalam pengelolaan kawasan berbasis kepentingan masyarakat dan pelestarian lingkungan.
Melalui forum ini, TN Sebangau diharapkan mampu menjadi model konservasi nasional yang tidak hanya menjaga keanekaragaman hayati, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.