KOTA PALANGKA RAYA

BPBD Palangka Raya Tingkatkan Mitigasi Karhutla Meski Curah Hujan Masih Terpantau

PALANGKA RAYA SEMAKIN KEREN – Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tak lengah menghadapi potensi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) meski kondisi wilayah saat ini masih didominasi kemarau basah.

Langkah mitigasi tetap digalakkan secara intensif sebagai bagian dari kesiapsiagaan berkelanjutan. Hal ini ditegaskan oleh Plt. Kalaksa BPBD Kota Palangka Raya, Hendrikus Satria Budi, dalam keterangannya pada Rabu (28/5/2025).

“Meskipun curah hujan masih turun secara berkala, kondisi cuaca di Kalimantan Tengah sangat dinamis. Kita tidak bisa menunggu sampai bencana datang baru bertindak,” ujar Hendrikus.

Ia menjelaskan, titik-titik rawan karhutla tetap menjadi perhatian utama, terutama di kawasan lahan gambut yang mudah kering secara tiba-tiba. Oleh karena itu, pihaknya terus mengintensifkan patroli, sosialisasi, serta edukasi kepada masyarakat, termasuk melalui forum-forum pengurangan risiko bencana (FPRB) yang baru saja dikukuhkan.

BPBD Kota Palangka Raya bersama perangkat kelurahan, relawan TSAK dan MPA, serta mitra lintas sektor terus menggelar patroli pencegahan dan menyampaikan imbauan agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar. Selain itu, posko pemantauan tetap disiagakan di beberapa kecamatan strategis.

Langkah mitigasi ini juga dibarengi dengan pelibatan komunitas dan tokoh masyarakat dalam kampanye antisipatif, sejalan dengan arahan Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin, yang menekankan pentingnya kolaborasi dan kesiapan dini.

“Kami tidak ingin terjebak dalam pola reaktif. Pencegahan lebih murah dan lebih bijak daripada pemadaman. Ini bagian dari semangat membangun kota yang tangguh terhadap bencana,” tegas Hendrikus.

Selain meningkatkan pengawasan di lapangan, BPBD juga memaksimalkan fungsi pelaporan berbasis masyarakat, baik melalui media sosial maupun hotline pengaduan. Dengan sinergi dari berbagai pihak—TNI, Polri, OPD teknis, serta relawan—kota ini diharapkan tetap dalam kondisi siaga namun terkendali.

“Kota Palangka Raya adalah ibu kota provinsi yang harus menjadi contoh kesiapsiagaan bencana. Kita semua punya peran menjaga lingkungan dan keselamatan bersama,” tutup Hendrikus.

Tampilkan lebih banyak

Berita Terkait

Back to top button