KOTA PALANGKA RAYAWALI KOTA PALANGKA RAYA

Fairid Dorong Transformasi Program Bedah Rumah Jadi Strategi Atasi Stunting

PALANGKA RAYA SEMAKIN KEREN — Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin, mengusulkan pendekatan baru dalam program bedah rumah sebagai bagian dari strategi percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem dan penurunan angka stunting di kota ini. Dalam kerangka program 100 hari kerja, Fairid menekankan pentingnya fleksibilitas regulasi agar bantuan tepat sasaran.

“Selama ini program bedah rumah hanya menyasar mereka yang memiliki rumah tidak layak huni. Tapi di lapangan kami temukan fakta, banyak keluarga dengan potensi stunting tinggal di barak atau kos yang tidak sehat, padahal mereka juga butuh bantuan,” ungkap Fairid dalam pemaparannya, Kamis (15/5/2025).

Fairid mengusulkan agar bantuan seperti program bedah rumah bisa disesuaikan, misalnya dengan memberikan dana sewa rumah yang lebih layak selama beberapa tahun, daripada harus menunggu pembangunan fisik rumah baru. Menurutnya, perubahan pendekatan ini sangat mungkin dilakukan jika ada penyesuaian dalam regulasi.

“Kalau satu unit bedah rumah itu senilai Rp40 juta, kenapa tidak kita bagi untuk membiayai sewa tempat tinggal yang layak bagi mereka yang tinggal di barak atau kos-kosan sempit? Asal tujuannya sama: mengangkat derajat hidup warga,” tegasnya.

Wali Kota menyadari bahwa tantangan regulasi sering kali menghambat program bantuan sosial yang seharusnya bisa segera dirasakan masyarakat. Oleh karena itu, ia mendorong fleksibilitas dan inovasi kebijakan yang tetap sesuai dengan aturan, tetapi tidak kehilangan esensinya: memberi manfaat langsung.

Fairid juga menyambungkan inisiatif ini dengan program penanganan stunting. Ia menyebutkan bahwa kemiskinan ekstrem dan tempat tinggal yang tidak layak memiliki korelasi tinggi dengan risiko stunting pada anak-anak.

“Kalau kita hanya melihat dari sudut formalitas rumah, kita akan kehilangan banyak potensi penerima bantuan. Ini soal masa depan anak-anak kita. Maka perlu keberanian mengubah pendekatan agar lebih kontekstual dan berdampak,” katanya.

Dengan pendekatan holistik ini, Pemkot Palangka Raya tidak hanya ingin membedah rumah, tetapi juga membedah persoalan sosial secara menyeluruh — demi mewujudkan kota yang sehat, layak huni, dan bebas stunting.

Tampilkan lebih banyak

Berita Terkait

Back to top button