PALANGKA RAYA SEMAKIN KEREN — Pemerintah Kota Palangka Raya terus mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan infrastruktur melalui program swakelola penanganan drainase. Dalam kurun 100 hari kerja pertama, metode ini berhasil mencatat progres signifikan hingga 63 persen.
Wali Kota Fairid Naparin menyampaikan bahwa program swakelola merupakan bentuk kolaborasi langsung antara pemerintah dan masyarakat dalam menangani persoalan lingkungan yang mendesak, terutama di kawasan rawan banjir.
“Yang swakelola kita kebut. Drainase yang dibersihkan dan dibangun langsung oleh masyarakat ini sudah mencapai 63 persen. Kami libatkan mereka, sekaligus bentuk pemberdayaan,” ujar Fairid saat ekspos capaian, Kamis (15/5/2025).
Berbeda dengan proyek kontraktual, program swakelola memungkinkan pengerjaan dilakukan secara cepat dan fleksibel, serta memperkuat rasa kepemilikan warga terhadap lingkungan sekitarnya. Pemerintah juga memberikan dukungan berupa alat dan material dasar.
Fairid menegaskan, ini bukan sekadar proyek pembangunan, tetapi gerakan kolektif untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan aman dari risiko genangan.
“Ketika masyarakat terlibat langsung, hasilnya akan lebih terjaga. Ada rasa memiliki. Mereka juga jadi lebih peduli terhadap kebersihan dan fungsi drainase di wilayahnya,” imbuhnya.
Kawasan-kawasan prioritas dalam program ini meliputi permukiman padat dan titik-titik yang sebelumnya rawan banjir. Pemkot juga membuka ruang bagi RT dan RW untuk mengusulkan wilayahnya dalam skema swakelola berdasarkan kebutuhan aktual di lapangan.
Keberhasilan model ini menunjukkan bahwa pembangunan tak harus selalu bergantung pada kontraktor besar. Dengan sinergi antara pemerintah dan warga, percepatan pembangunan bisa dicapai dengan efisien dan berkelanjutan.
“Palangka Raya bukan hanya semakin keren karena banyak bangunan, tapi karena warganya terlibat aktif membangun kotanya sendiri,” tutup Fairid.
