
PALANGKA RAYA SEMAKIN KEREN β Palangka Raya, Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali menghantui sejumlah wilayah di Kota Palangka Raya. Berdasarkan pemantauan terkini dari sistem PERISAI (Pemetaan Risiko Berbasis Analisa Dini), Rabu (30/4/2025), beberapa kawasan telah terdeteksi masuk dalam zona merah dengan risiko sangat tinggi.
Wali Kota Palangka Raya melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat segera merespons dengan meningkatkan kesiapsiagaan di tingkat kelurahan dan kecamatan. PERISAI sendiri merupakan kolaborasi antara BPBD, BMKG, dan Borneo Nature Foundation (BNF), yang memungkinkan pemantauan cuaca dan tingkat kekeringan secara presisi dan real-time.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Palangka Raya, Heri Pauzi, menjelaskan bahwa sistem ini bukan hanya mencatat kondisi saat ini, namun juga memberikan proyeksi risiko hingga sepekan ke depan. Hal ini menjadi dasar penting dalam pengambilan keputusan tanggap darurat di lapangan.
βKetika indikator zona merah muncul, kami segera mengirimkan informasi ke aparat wilayah untuk memperkuat patroli dan meningkatkan kewaspadaan. Tujuannya agar tidak ada kebakaran yang meluas sebelum bisa dicegah,β ujar Heri.
Manajer Pusdalops-PB BPBD Kota Palangka Raya, Balap, menambahkan bahwa sistem PERISAI memungkinkan deteksi dini secara menyeluruh dan terintegrasi, sehingga langkah antisipatif bisa dilakukan dengan cepat.
βKami pantau kondisi harian dan sudah mulai menerapkan protokol respons cepat di wilayah rawan. Aktivasi dilakukan dalam bentuk patroli bersama, sosialisasi bahaya karhutla, hingga pengawasan titik-titik kritis,β jelas Balap.
Situs resmi BPBD Kota Palangka Raya kini juga membuka akses publik untuk melihat data zona risiko karhutla secara langsung melalui laman bpbd.palangkaraya.go.id/perisai, sebagai bentuk transparansi dan edukasi kepada masyarakat agar turut terlibat dalam pencegahan.
Langkah-langkah antisipasi ini menjadi semakin penting mengingat prediksi BMKG menyebutkan bahwa puncak musim kemarau di Kalimantan Tengah akan berlangsung pada Juni hingga Agustus 2025. Dengan potensi kekeringan ekstrem, bahaya karhutla pun meningkat secara signifikan.
Pemerintah Kota Palangka Raya menegaskan bahwa keselamatan masyarakat dan keberlangsungan lingkungan tetap menjadi prioritas utama. Patroli terpadu, mitigasi dini, dan keterlibatan masyarakat akan terus ditingkatkan untuk memastikan bahwa Kota Cantik bebas dari bencana asap.