KOTA PALANGKA RAYA

Tradisi Mangaruhi Warnai Semarak FBIM 2025, Tangkap Ikan Pakai Tangan Kosong

PALANGKA RAYA SEMAKIN KEREN – Lomba Mangaruhi kembali menjadi magnet tersendiri di ajang Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2025. Diselenggarakan di area kolam berlumpur Stadion Tuah Pahoe, Palangka Raya, Senin (19/5/2025), lomba ini menghadirkan suasana penuh semangat dan keunikan dari tradisi berburu ikan khas suku Dayak.

Sejak pagi, puluhan peserta pria dari usia muda hingga paruh baya tampak bersemangat memasuki kolam yang keruh dan penuh lumpur. Dengan hanya mengandalkan tangan kosong, mereka mengaduk lumpur untuk mencari ikan yang sengaja dilepaskan sebelumnya seperti ikan gabus (haruan) dan lele.

Mangaruhi merupakan keterampilan tradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun dalam budaya Dayak. Tradisi ini kerap dilakukan dalam ritual adat atau gotong royong di desa,” ujar Gauri Vidya Dhaneswara, panitia FBIM 2025 sekaligus Pamong Budaya Disbudpar Kalteng.

Peserta tidak diperbolehkan menggunakan alat bantu apapun selain kelincahan tangan dan kepekaan meraba ikan dalam lumpur. Ekspresi raut wajah antara tegang, geli, dan tertawa lepas pun mendominasi suasana, menciptakan hiburan tersendiri bagi para penonton yang memadati sisi kolam.

Lomba Mangaruhi tidak sekadar menjadi ajang kompetisi, tetapi juga wujud pelestarian budaya berbasis kearifan lokal yang terus hidup dalam masyarakat Kalimantan Tengah. Tradisi ini mengajarkan kerja sama, ketelatenan, serta kesatuan antara manusia dan alam.

“Antusiasme masyarakat luar biasa. Lomba ini menjadi bukti bahwa budaya bisa dikemas menjadi tontonan edukatif yang menyenangkan sekaligus menghibur,” tambah Gauri.

Dengan kembali hadirnya lomba Mangaruhi di FBIM, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menunjukkan komitmennya dalam merawat dan memperkenalkan budaya daerah sebagai bagian dari kekayaan identitas bangsa.

Mangaruhi bukan sekadar tentang menangkap ikan, melainkan menangkap makna dari tradisi yang membentuk karakter masyarakat: tangguh, bersahaja, dan selaras dengan alam. Sebuah warisan budaya yang tak lekang oleh zaman, dan menjadi bagian penting dalam wajah pariwisata Kalimantan Tengah yang semakin keren.

Tampilkan lebih banyak

Berita Terkait

Back to top button